Kembali
ke Kampung menjadi tema yang diusung dalam Fetival Kampung Langai 3 yang
digelar dua hari, 5–6 Agustus 2016 lalu di Dusun Langai, Desa Sumberkolak,
Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Festival
Kampung Langai merupakan ajang kreasi seni tahunan yang dikemas dalam
pertunjukan seni musik, gerak, sastra dan rupa. Proses panjang menandai
kelahiran Festival Kampung Langai di tengah kurangnya ruang apresiasi seni di
Situbondo.
Beberapa
pemuda, komunitas, seniman, budayawan dan pegiat lainnya bersatu dalam rasa
yang sama. Saling bersinergi, gotong royong, berperan sesuai kemampuan
masing-masing demi mewadahi potensi seni Situbondo. Aksi yang kemudian terbuhul
lewat Festival Kampung Langai.
Hajatan
ketiga ini dibuka Jumat (5/8/2016) dengan selametan desa dipimpin tetua desa,
Mbah Naimatullah, yang konon berusia 113
tahun. Dilanjutkan dengan sarasehan budaya untuk tukar ilmu dan pengalaman.
Baru pada pukul 19.00 WIB pertunjukan pun dimulai.
Digelar
di tempat terbuka, Festival Kampung Langai begitu meriah. Panggung sederhana
berlatar tetumbuhan termasuk pohon langai, bambu ditancap dan dijajar menjadi
media tulisan Kampung Langai dari jerami.
Area
dikelilingi pagar bambu, di sisi kanan, kiri, dan depan area digelar pasar
tradisional oleh warga sekitar, di tengah area terdapat pameran lukisan dan
foto.
Kreasi
lampu bohlam dalam botol dikreasikan sedemikian rupa sehingga nuansa terkesan
kian artistik. Penonton duduk di rerumputan, memadati pentas yang hanya
beralaskan karpet terlihat gayeng.
Selain
melibatkan warga sekitar dan masyarakat Situbondo. Penampil malam itu
melibatkan musisi dari Jember, Tulungagung, Malang, hingga Kalimantan. Mereka
antusias terlibat dalam Festival Kampung Langai.
“Sekadar
berbagi ilmu, menghibur masyarakat, beraharap masyarakat terus mendukung,
mengapresiasi Festival Kampung Langai,” ujar Argo, seniman muda asal
Kalimantan.
Panitia
yang mematok harga tiket. Penonton cukup menyumbang seikhlasnya, bisa berupa
bahan baku atau uang. Tak meyumbang pun tetap bisa menyimak aksi di Festival
Kampung Langai ini. Sumbangan dari penonton bukannya untuk menutup kegiatan,
justru dibagikan kembali ke warga sekitar yang membutuhkan.
Bermodal
semangat, dana swadaya, penjualan kaos, donasi para donatur dan pendukung,
kegiatan berjalan dengan lancar.
“Ini
di luar ekspektasi, teman-teman Situbondo bisa membuat acara seperti ini,
walaupun dengan keterbatasan, tapi kita bisa. Salut. Mudah-mudahan tahun depan
semakin banyak komunitas-komunitas baru dan generasi berikutnya yang akan
mewarisi Langai selanjutnya,” harap Pak Ti, salah satu panitia.
Kegiatan
pun diakhiri dengan menyanyikan bersama jingle Festival Kampung Langai.
Selasa, 9 Agustus 2016. Citizen
Reporter Harian Surya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar