Ketika
kecil, saat saya sedang sakit ada semacam makhluk yang sering menakuti. Lalu
saya menangis dengan ekspresi orang ketakutan, akan tetapi keluarga tidak pernah
melihat makhluk yang menakuti.
Biasanya
ketika tengah malam,
saya meminta pindah tempat tidur, yaitu ke masjid yang jaraknya sekitar 100 M
dari rumah. Saya pun digendong oleh ayah. Perasaan
saya merasakan makhluk tersebut mengikuti di belakang.
Sebuah
makhluk yang pada waktu kecil, saya merasakannya berwarna abu-abu, tidak
mempunya kaki, ia seperti terbang, wajah tidak jelas begitu pun dengan
tubuhnya.
Ketika
tiba di masjid seakan makhluk tadi hanya bisa tinggal di bawah saja, tapi saya
tetap gak bisa jauh dari ayah sebab makhluk itu masih melihat saya. Hanya
saja makhluk itu tidak
bisa dekat dengan saya lagi.
Ketika
ayat Subuh berkumandang, barulah makhluk itu pergi, saya pun bisa tidur
nyenyak, kadang setelah Subuh saya kembali lagi ke rumah.
Ketika
dewasa, saya sering
menceritakan kepada keluarga. Keluarga saya pun juga melengkapi apa yang saya
omongin dan ekpresi ketika dulu masih sering didatangi makhluk itu. Kadang
keluarga saya tertawa jika ingat saya waktu dulu.
Katanya
ketika puber, makhluk itu tidak akan mengganggu lagu. Memang benar ketika saya sakit tidak diganggu
lagi. Hanya saja kalau di saat sekarang ini saya hanya didatangi bayangan wajah
kekasih yang mutusin saya beberapa waktu lalu. Bayangannya selalu ikut ke mana
pun saya pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar