Mengingat dengan kemajuan IPTEK yang lebih maju,
berdampak sekali terhadap kehidupan. Otomatis saya harus mampu beradaptasi,
terlebih menjadi orang yang lebih produktif menghadapi tantangan kedepannya. Di
usia dewasa, saya harus mandiri. Terlebih orang tua sudah melepas kewajibannya.
Artinya saya harus memenuhi biaya hidup sendiri sejak beberapa tahun lalu,
tepatnya sekitar pertengah tahun 2014. Termasuk di tahun 2016 ini. Di situlah
saya merasakan, betapa mahalnya bertahan hidup. Berikut beberapa kebutuhan yang
harus saya utamakan dalam setiap bulannya.
Perut
Setiap hari biasanya saya makan dua hari. Kalau pagi
sering beli, soalnya nenek jarang masak pagi, ibu sudah almarhum sedangkan sore atau malam makan di rumah. Selain itu saya
sudah ketagihann ngopi. Jadi biaya perut dalam sehari Rp. 10.000 berarti dalam
sebulan Rp. 300.000. Mungkin teman-teman banyak yang menyangka saya kurus karena
banyak yang dipikiran, tapi kenyataannya memang seperti itu.
Transportasi
Keseharian saya tidak lepas dari kendaraan. Saya harus
membiayai motor untuk tetap bisa jalan. Baik untuk kerja, kepentingan komunitas
dan kegiatan nongkrong atau jalan-jalan lainnya. Biasanya saya beli BBM di
kios-kios pinggir jalan, jarang beli di POM. Selama dua hari saya menghabiskan
uang Rp 10.000. Berarti selama satu bulan adalah Rp. 150.000. Terima kasih pada
motor saya yang sudah menemani sejak pertangahan tahun 2011.
Pulsa
Pulsa mempunya peranan penting terutama dalam komunikasi.
Saya mempunyai dua kartu. Kartu yang pertama untuk internetan. Data yang
dihabiskan tiap bulannya saya nggak tahu. Biasa kalau data habis langsung beli.
Penggunaan data dalam beberapa hari ini mulai berkurang, ambil seperlunya saja.
Cukup BBM, Instagram, Facebook dan browsing lainnya, kadang main COC. Yang
kedua adalah SMS dan Telpon, nyaris digunakan setiap hari. Baik pada teman, keluarga,
rekan, kalau pacar sih jarang apalagi ketemu tambah jarang. Jadi kalau ditotal
biaya pulsa selama sebulan kisaran Rp.60.000
Lain-Lain
Kebutuhan lain-lain banyak sekali akan tetapi tidak
menentu, seperti; ban motor bocor, nongkrong, ngopi bareng temen, kebutuhan
mandi, mencuci, undangan pernikahan, parfum, pakaian, nge-trip, sakit, kadang-kadang beli rokok dan lain-lain banyak yang
tidak saya sebutkan. Kalau ditaksir selama sebulan, biaya kebutuhan tak terduga
sekitar Rp. 200.000.
Secara keseluruhan saya menghabiskan biaya hidup selama
sebulan sebesar Rp 660.000. Saat ini pendapatan masih pas-pasan. Bisa dibilang
saat ini masih suka hura-hura. Bagaimana jadinya nanti saya jika berkeluarga?
Maka beban akan bertambah. Jadi tugas dari sekarang adalah meningkatkan
pemasukan, tentunya harus meningkatkan produktifitas diri. Selain itu harus
pandai mengelola keuangan, dan tentunya juga menabung. Ini yang akan menjadi PR
saya kedepannya. Rezeki memang sudah diatur, yang penting terus berusaha,
berdoa dan tawakkal.
Saya menjalin hubungan LDR, saya tidak tahu hikmah di
balik semuanya. Yang jelas saya belum pernah mentraktir makan pacar, dia juga
nggak pernah minta sesuatu dari saya. Ah entahlah saya tidak mau terlarut-larut
saja. Kebutuhan perasaan tidak masuk dalam hitungan ini. Hehe. Siapaun orang yang dekat dengan saya; pacar, sahabat, mantan dan orang
terdekat lannya, semoga bisa menerima apa adanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar